Jumat, 11 April 2014

(Not) A Little Mermaid Story


Cast:
-          Lee Mi Young
-          Cho Kyu Hyun
-          Jung Eun Hee
Genre:
-          School Life
-          Romance
-          Fluff
-          Little bit Family
-          Sedikit Kekerasan
Author:
Baby Byun (@soniyasandi)
Cover By:
Baby Byun (@soniyasandi)
Song Recomendation:
FT. Island-Madly
2BiC-I Am In Love (Good Doctor OST)

NP: Mian rada gaje. Happy Reading~

Karena sang Putri Duyung tertakdir,
Tak dapat bersama sang Pangeran...
Tapi aku bukanlah sang Putri Duyung
Melainkan sang Putri, suatu saat nanti
Namaku Lee Mi Young, sekarang aku duduk dikelas akhir di SMA Yoon Sang. Hanya menunggu waktu untuk memasuki jenjang kuliah. Sudah di depan mata. Hanya harus menunggu ujian penerimaan saja.
Dan sekarang, aku duduk didalam mobil sahabatku, bukan, maksudku pacarnya. Namanya Cho Kyu Hyun, dia pemain sepak bola andalan sekolah. Dan didepanku adalah pacarnya, Jung Eun Hee. Dan sekarang, mereka sedang saling berpengangan tangan. Jujur saja aku marah.
Bagaimana bisa, aku melihat mereka marah? Itu karena aku adalah kekasihnya. Tetapi, ia memutuskan menyembunyikan hubungan kami dari Eun Hee. Dan Kyu Hyun berjanji secepat mungkin memutuskan hubungannya dengan Eun Hee. Tapi ia harus mencari kekurangan Eun Hee, agar ia punya alasan kenapa ia mengakhirinya.
Jengkel, itulah yang dapat aku simpulkan sekarang. Mau marah, tak bisa. Eun Hee akan curiga padaku. Aku hanya bisa diam sambil mengepalkan tanganku, meski senyum masih terukir diwajah manisku.
“Oppa, besok kita ke toko buku, ne! Pukul sembilan kutunggu!” ujar Eun Hee manja. Dari ekor matanya, ia melirik kearahku. Tetap kupasang senyum-dua-jariku. Kurasa Eun Hee mulai curiga. Kenapa Kyu Hyun dengan seenaknya menyuruh gadis lain masuk ke mobilnya selain ia sendiri, pacarnya.
“Benarkah? Wah, kurasa aku harus latihan sepak bola, dari jam tujuh sampai jam sepuluh!” balas Kyu Hyun sekenanya. Yeah, kami memang besok akan berjalan-jalan keluar Seoul bersama keluarga Kyu Hyun. Bisa kudengar dari suaranya, ia terlihat malas meladeni pacarnya.
“Oppa! Ne! Mau, ya! Jebal jebal jeballll!” Eun Hee menggoyang-goyangkan lengan Kyu Hyun. Aku memilih membuang muka, melihat jalanan Seoul yang basah karena hujan. Ah! Aku tak bisa terus begini!
Pernah sekali aku memberinya pilihan, antara aku dan Eun Hee. Tapi ia hanya menyuruhku menunggu sedikit lagi. Dan aku malas harus menunggu lagi. Sungguh sangat malas
Malam ini cukup dingin, karena pergantian musim dingin ke musim semi. Itu berarti kami akan segera lulus dan aku segera bisa pergi dari Korea. Aku bersandar di jendela kamar sambil memandangi bintang-bintang. Dibawah, kulihat ayah sudah pulang bekerja. Yah dia adalah orang tuaku satu-satunya sekarang. Ibuku sudah meninggal 18 tahun lalu, karena kecelakaan sepulang bekerja. Aku segera turun dan menghampiri ayah dan memeluknya.
“Ayah...”
“Ah, Mi Young. Ada apa sayang?”  tanyanya.
“Tidak apa. Aku hanya rindu pada ayah. Ayah selalu pulang larut, sih!” ujarku.
“Mi Young sayang, maaf ya jika ayah selalu pulang malam” jawab ayah.
“Yah, bisakah kau datang ke upacara kelulusanku, nanti?” tanyaku.
“Akakn ayah usahakan bisa. Kapan itu berlangsung?”
“Dua minggu lagi”
-Author’s Side-
Seperti biasa, di SMA Yoon Sang pada pukul enam kurang limabelas, masih cukup sunyi. Baru ia dan Pak Woo, si penjaga sekolah yang datang. Ia merasa dengan datang pagi ke sekolah, cukup membuat otaknya segar.
Mi Young meletakkan tubuhnya diatas bangkunya, dua dari depan. Karena kelas masih sepi, ia memutuskan mendengarkan lagu sejenak.
Michidorok neoman bogosipda. Jugdorok neoman bogosipda. 
Milchyeonaelyeo aeleulsseodo only you~ 
Naneun neoman jugdorok bogosipda. Jugdorok neoman bogosipda. 
Ij-eotdago mal-eulhaedo only you~ 
Jakku niga bogoman sipda... Niga bogoman sipda...
Dadanya terasa penuh. Sesak. Sangat sesak. Air matanya mengalir seketika. Yah, lagu ini sungguh cocok menggambarkan sosok dirinya sekarang. Ia merindukan Kyu Hyun sekarang, tapi ia membenci hubungan yang tengah ia jalani. Ia sadar, kekasihnya bukan sepenuhnya ‘miliknya’. Ia mencintai lelaki itu. Tapi ia sungguh tak sanggup jika harus mencintai dengan cara ini. Ia tak kuat, menanggung kerinduannya. Ia sangat ingin memiliki tempat bersandar. Sang ayah? Tidak, fikirannya terlalu banyak. Eun Hee? Lupakan saja.
“Kenapa kau menangis? Apa yang tangisi?” sebuah ibu jari menyapu permukaan pipi plumnya yang lembab karena air mata. Gadis itu mengangkat kepalanya. Dilihatnya kini lelaki itu, Cho Kyu Hyun, tengah berdiri di sebelah bangkunya, sedikit membungkuk, dan tersenyum seperti malaikat. Wajahnya mendekat dan mencium bibir mungil milik Mi Young.
“Kenapa kau menangis, kau belum menjawabnya, kan?” tanya Kyu Hyun, melepan ciuman mereka dan menatap iris cokelat Mi Young. “Cepatlah jawab.”
“Aku, aku... Aku merasa, kita manjalani hubungan yang tak pantas, Kyu...”
“Apa maksudmu? Kita hanya menjalin hubungan seperti anak manusia lain. Saling mencintai, bukan?”
“Bukan begitu maksudku. Hubungan ini sama saja menusuk Eun Hee dari belakang. Dan aku berteman dengannya sejak, sejak kelas tiga SMP...”
“Lalu, kau ingin mengakhiri ini?”
“Sepertinya, begitu, Kyu. Itu lebih baik menurutku.mengakhiri semua, dan...”
“Dan membiarkan dia bahagia? Young, kumohon jangan egois. Aku lebih mencintaimu, daripada dia. Dan aku hanya ingin kau...”
“Lebih baik aku yang tersiksa, Kyu. Aku bisa menyembunyikan rasa sakitku, karena tak dapat memilikimu. Jangan sampai Eun...”
“Young, aku tak mau mendengar keluhan konyolmu itu. Cukup, jangan katakan itu lagi. Mengerti?” Kyu Hyun segera meletakkan tasnya dan menarik Mi Young keluar kelas
Mereka berjalan menuju parkiran, tempat Eun Hee baru saja tiba dengan motornya. Gadis itu menoleh. Dan dilihatnya kini ada Kyu Hyun dan Mi Young yang berdiri di depannya.
“Aaah kalian. Ada apa? Kenapa sepertinya...” Eun Hee memandang Kyu Hyun dan Mi Young bergantian
“Ayo kita akhiri hubungan kita!” ujar Kyu Hyun tandas. Refleks, Eun Hee dan Mi Young mendongak
“Oppa, apa maksudmu? Apa....”
“Aku sedang tidak main-main! Aku sudah tak mencintaimu lagi, Jung Eun Hee! Aku sekarang, mencintai Lee Mi Young!” Eun Hee menatap kedua insan di depannya dengan tatapan tak percaya. Dugaannya benar. Mi Young menusuknya dari belakang. Antara marah, sedih dan kecewa tercampur menjadi satu.
Eun Hee menyeret Mi Young ke dalam kamar mandi perempuan, di bilik ke dua. Dengan sekuat tenaga, ia menyirami tubuh Mi Young dengan air sebanyak-banyaknya. Untuk melampiaskan kekesalannya pada gadis itu
“Aaah... Eun-nie... hentikan, ini dingin...”
“Ini karena kau telah merusak hubunganku, Mi Young! Dasar tak tahu malu!” teriak Eun Hee. Ia pun menendang tubuh Mi Young yang telah tersungkur di lantai bilik.
“A-aku telah memintanya untuk....”
“Lupakan saja! Aku tak peduli! Enyahlah dari hadapanku!” maki Eun Hee lagi. Mi Young semakin terasa tersiksa. Saat ia hendak memukul Mi Young dengan sapu, tangannya terhenti karena ada yang memegangi tangannya, kuat, kuat sekali.
“Kau yang seharusnya enyah, Jung Eun Hee! Dia telah meminta maaf padamu beribu kali. Tak sadarkah kau?” tanya Kyu Hyun, yang kebetulan mendengar rintihan Mi Young dan makian Eun Hee
“A-apa, O-oppa, k-kau...” Eun Hee mematung menatap Kyu Hyun yang tengan menggendong Mi Young yang sudah memucat di sudut bilik.
“Lupakan saja! Kukira kau gadis yang tabah, ternyata, sama seperti gadis lain!” jelas Kyu Hyun, meninggalkan Eun Hee yang memaku
3 Years Later...
Setelah menyelesaikan kuliah singkatnya di Stanford University, Mi Young pulang ke Korea. Dan kini dilihatnya sang Ayah yang telah sukses menjadi Direktur sebuah Perusahaan, berkat kerja kerasnya.
“Ayah, apa kau merindukanku?” tanya Mi Young, memakan Karenya
“Tentu, sayang. Oh ya. Nanti malam pakai gaun terbaikmu. Ayah ingin merayakan kepulanganmu dengan selamat. Mengerti?”
“Ah, kenapa mau dirayakan. Ini sudah cukup buatku, ayah!”
“Ini acara sekaligus untuk.... Ah, lihatlah saja nanti.”
“Ayah! Acara apa, sih?”
“Lihat saja nanti...”
Malam telah menyapa. Musim Gugur tahun ini cukup dingin bagi Mi Young. Ia telah memakai gaun terbaiknya. Dan kini ia tengah mematung di atas tangga, karena diantara manusia yang memenuhi ruang tamunya, ia melihat sosok masa lalunya, Cho Kyu Hyun, tengah berdiri diantara eksekutif lain sambil mengobrol dengan cukup intens. Hingga seorang eksekutif lain menyenggol tangan lelaki itu, hingga ia tersadar, gadisnya tengah berdiri di tangga, menatapnya tak percaya.
“Bisakah anda menunggu sebentar?”
“Tentu saja. Silakan jemput permaisuri anda, Direktur Muda Cho” ujar salah satu lawan bicaranya. Kyu Hyun tersenyum kecil pada Direktur Jo, yang merupakan teman ayahnya.
Ia segera melangkah menuju Mi Young yang masih berdiri di tangga, hingga semua undangan melihatnya. Kyu Hyun mengajak Mi Young turun.
“Ke... Kenapa....”
“Kau akan taku nanti. Ayo turun”
Tak lama, seluruh lampu meredup. Tinggallah cahaya lilin yang berada di atas meja, yang menjadi penerang.
“Dengan adanya kedua pasangan, maka pertunangan ini siap untuk dilaksanakan.” Tunggu, apa? Pertunangan? Ia menatap Kyu Hyun, yang tengah tersenyum-senyum sendiri.
“Baiklah, silakan kedua pasangan maju ke depan...” ujar pembawa acara. Tanpa memperdulikan tatapan bingung Mi Young, Kyu Hyun menarik tangan gadis itu agar ikut ke depan.
“Jelaskan padaku apa yang terjadi!” bisik Mi Young, tapi diacuhkan oleh Kyu Hyun. Hingga di depan seluruh tamu undangan, lelaki itu mengeluarkan sebuah kotak kecil berlapis kain beludru merah.
“Maafkan aku, Mi Young, karena saat SMA aku tak bisa menjagamu dengan baik. Maka dari itu, aku ingin menjagamu lebih dari itu.”
“Hei hentikan lelucon ini! Aku tak mengerti maksudmu!”
“Lee Mi Young, maukah kau menikah denganku?” gadis itu menatap Kyu Hyun. Ia sangat terkejut saat ini. Sungguh diluar dugaanya. Lelaki itu membuka kotak itu. Terdapat sebuah cincin berhias permata disana. Sungguh, sekali lagi ia sangat terkejut dengan semua ini. Ia kini merasa sangat bahagia. Sungguh, lebih dari yang pernah ia rasakan selama ini. Iar matanya meleleh,. Mi Young menutup mulutnya.
“Ya... Aku mau...”
=Fin=







Selasa, 04 Februari 2014

Hikoukigumo (Jet Trail)...


Hikoukigumo (Jet Trailer)...

Main Cast:
-          Kobayashi Ai
Support Cast:
-          Byun Baekhyun
-          Park Chanyeol
-          Kim Jumnyeon
-          Kim Minseok
-          Kim Jongdae
Auhor: Wing’s Angel (@Soniyasandi)
Length: Ficlet
Genre: Sad 
 
Gadis muda itu terlihat murung. Wajah cantiknya seakan tak mau seorangpun yang tau bahwa ia tengah dirundung kesedihan.  
Namanya Kobayashi Ai. Gadis asli Jepang itu sedang sedih karena kekasihnya yang merupakan warga Korea asli, Byun Baekhyun, meninggal karena berlibur bersamanya. Ia ditusuk di bagian perut karena menyelamatkannya dari penjahat yang akan merampoknya di Pulau Jeju.
Ia kembali ke Jepang bukan karena tak mau tanggung jawab. Ia sudah meminta maaf pada keluarga Baekhyun. Hingga ia bersujud di kaki Nyonya Byun. Awalnya, ia sangat kesal. Tapi melihat kesungguhan hati Ai yang meminta maaf padanya. Akhirnya ia pun luluh juga. Melihat Ai terisak dikakinya hingga nyaris pingsan.
Ia tahu Ai. Anak koleganya dari Jepang. Awalnya, Ai adalah gadis pemalu yang cukup cemerlang dimata pelajaran fisika. Hingga setelah mendapat beasiswa ke Korea, ia mulai mengembangkan kepintarannya, hingga ia diangkat menjadi Asisten Dosen. Namun ia menolak. Dengan alasan yang simpel. Pemalu. Jika ia menerimanya,  ia adalah murid pertukaran pertama dari luar Korea yang menjadi Asisten Dosen.
Dan itulah yang membuat Baekhyun tertarik pada sosok pemalu Ai. Sangat berbeda dengan gadis yang ia kenal sebelumnya, yang glamour dan mendahulukan kecantikan dibandingkan pelajaran yang menurutnya lebih penting dari apapun.
Awalnya, Baekhyun mengenal Ai karena tetangganya, yang juga satu universitas, Universitas Inha, Youngjae, menyuruh Baekhyun menunggunya, karena ia akan mengambil soal ujian yang diberikan Dosen Kang karena hampir seluruh kelas tidak lulus kecuali Ai. Akhirnya, Ai disuruh mengkoordinator soal-soal yang telah digandakan.
“Gomawo, Ai-ya!” Ai tersenyum ramah saat Youngjae menerima soalnya. Yang kebetulan Baekhyun berada di samping Youngjae. Dan melihat gadis Jepang itu. Ia memang mendengar berita tentang gadis pertukaran dari Jepang yang sangat pintar dalam mata pelajaran fisika. Dan ia mengira, bahwa gadis itu cukup culun untuk masuk ke Universitas Inha.
Ia agak tak percaya saat Youngjae berkata bahwa gadis yang dilihatnya tadi adalah Si Einstenette, -Gadis yang menyamai kepintaran Eintein-
“Aku tidak bohong padamu, hyung! Kau itu tetanggaku sejak kita SD! Dan apakah aku berani berbohong padamu selama ini?” tanya Youngjae melihat eskpresi Baekhyun yang-agak-tidak-percaya-dengan-penglihatannya.
“Percaya, sih. Tapi, hei! Apakah kau benar-benar serius bahwa gadis itu bernama Ai Kobayashi itu?” tanya Baekhyun.
“Aku serius, hyung! Bahkan aku berani bertaruh. Aku boleh ambil seluruh koleksi sneakers terbaruku jika itu bukan Ai Kobayashi. Tapi, jika itu Ai Kobayashi, kau harus menraktirku sepuas-puasku dalam waktu satu bulan!” lengking Youngjae di koridor Inha yang mulai sepi.
“Oh, yeah terimakasih untuk tawaran menarikmu itu. Tapi aku harus berpikir ulang karena..”
“Taruhan kedua?”
“Bisa dibilang begitu. Ayo cepat pulang! Aku sudah sangat lapar!” keluh Baekhyun menyikut Youngjae. Sedangkan Youngjae cekikikan melihat sifat Baekhyun yang masih childish darinya.
...
“Aku akan mendekati Ai Kobayashi!”
Minseok tersedak oleh camilannya, Junmyeon mendongak, Chanyeol menghentikan aktivitas jahilnya bersama Jongdae, -yang akan mencuri sebungkus camilan Minseok.
“Sungguh? Apa kau mulai merasa tak enak badan, Baekhyun? Apa tadi kau sarapan. Dan apa yang terakhir kau makan?” tanya Junmyeon menyentuh dahi Baekhyun dengan punggung tangannya.
“Err, tidak. Aku bahkan sesehat anak usia sepuluh tahun! Kau tahu itu?” tanya Baekhyun menunjuk Junmyeon dengan pensil yang ia pegang. Jongdae dan Chanyeol behkan tertawa terbahak-bahak.
“Apa? Apa yang lucu?” tanya Baekhyun lagi. Tetapi khusus menjurus ke Chanyeol dan Jongdae
“Sikapmu!” jawab Jongdae ditengah tawanya.
“Apa yang lucu dari sikapku?”
“Tempo hari kau bilang kau benci dengan gadis dari seluruh penjuru dunia ini dan tak mau mengenal mereka seorangpun! Tapi sekarang dengan serius kau berseru kau akan mendekati Einstenette itu!” sambung Chanyeol.
“Lupakan yang itu! Jangan bahas itu lagi, oke?” celetuk Baekhyun menatap Chanyeol.
“Oh, oke...” jawab Chanyeol menahan tawanya.
“Baiklah. Ada yang bisa membantuku?”

...
Saat dibandara, tak sengaja Ai melihat seekor kucing hitam. Lalu kucing itu mendekat padanya dan menggesekkan kepalanya ke kaki Ai yang terbungkus kets merah cerah dengan manja. Ai mengangkat kucing itu lalu mengelus hidung kucing itu dengan jari lentiknya sambil menunggu kereta ke Saitama tiba. Entah apa yang merasuki otak Ai, ia melihat sosok Baekhyun didalam tubuh kucing itu. Kucing dengan bulu putih mencolok itu mengeong padanya.
Ia mendekap kucing itu. Ingin ia bawa pulang. Dan ia beri nama ‘Baekhyun’. Biarlah kakaknya memarahinya karena sembrono mengambil kucing dari stasiun.
Memorinya kembali memutar tepat saat pembunuhan Baekhyun yang terjadi di depan matanya. Saat itu, wajah tampan Baekhyun menjadi wajah yang pucat dan menahan kesakitan yang luar biasa. Satu kata terakhir yang diucapkan Baekhyun padanya
“Sayonara”
Ingin rasanya ia kembali lagi pada saat dulu, sebelum kejadian tragis itu terjadi. Agar kejadian itu tak terjadi pada Baekhyun-nya. Tapi ia sadar, ia tak bisa memutar waktu kembali. Ia tak pernah bisa meminta nyawa Baekhyun kembali pada Tuhan agar lelaki itu kembali mengisi kembali hari-hari kelabunya.
Ai tak mau kembali tersiksa dibayangi hal yang membuatnya perlahan mengalami tekanan psikis jika ia terlalu lama di Korea. Maka dari itulah, ia memilih melanjutkan pendidikan S1 nya di Jepang.
“Kenapa cepat sekali perginya...” tanya Chanyeol
“Aku tak mau jika aku terus disini, hal itu selalu berputar diotakku.”
“Aku mengerti, Ai-chan.” Sambung Junmyeon.
“Arigatou gozaimashita, Junmyeon-san” ujar Ai tersenyum kecut. Mereka memang teman-teman yang baik. Disaat semua mahasiswi dan beberapa mahasiswa mengucilkannya, dengan setia, mereka berempat mengantar Ai ke Incheon.
“Kabari kami jika sudah tiba di Jepang, ne?” ujar Minseok mengacak pelan rambut Ai. Seperti adiknya.
“Aih, nanti rambutku kusut lagi” celetuk Ai menyentuh rambutnya. Lalu diikuti oleh tawa kecil keempat temannya.
Dan Ai telah berjanji pada dirinya dan Baekhyun. Bahwa ia takkan melamun seperti orang bodoh lagi. Takkan menangis lagi. Ia yakin bahwa ia bisa kuat menjalani harinya tanpa Baekhyun disampingnya
-H-I-K-O-U-K-I-G-U-M-O-T-H-E-E-N-D-

Rabu, 22 Januari 2014

An Evil Couple

Main Cast:
-         BaekJiyoung (OC)
-         ByunBaekhyun
Support Cast:
-         Cariaja sendiri
Genre:
-         Marriagelife
-         Romance
-         SomeComedy
-         Fiction
Duration:Ficlet
Author:
-         TheBebeketjeh.
Note:Alur, OC dan Baekhyun adalah milik saya .Dan maaf kalo rada gaje+bikin ilpli+absurd. Karena gue hanyalah seorang pembuat ff amatiran.
Summary:
“Kau itu sebenarnya menyebalkan. Tapi saatku jauhdarimu aku merasa rindu. Jadi dangan pernah pergi dari sisiku”

-Baek Jiyoung’s Side-
“Aku pergi keDorm. Sepertinya selama babarapa hari aku tak pulang karena aku akan pormosialbum debut kami”
            BLAM!
Suaranya menutuppintu. Aku masih menyeruput ramyunku.Hufth, inilah susahnya menjadi istri seorang artis.
Namaku Baek Jiyoung.Aku istri dari-seorang-artis. Tapi lebih tepatnya-member boyband-. Apa kaliantahu boyband EXO? Nah, salah satu member mereka adalah-suamiku secara sah-.Namanya Byun Baekhyun. Yah, jika dilhat-lihat sebenarnya dia memang sangatmenarik. Tapi menyebalkan! Dan parahnya ternyata kami sudah menikah hampirmemasuki usia ke 2 tahun.
Sebenarnya kamisudah bertunangan selama 8 tahun. Atau saat aku kelas 3 SD! Appanya dan appakusudah bersahabat sejak SMA. Dan sampai menikah pun mereka masih bersahabat. Ohiya, mereka pernah berjanji bahwa akan menjodohkan kami nanti. Tapi, jika kamisama –ehm seperti, aku dan misal diaitu seorang yeoja. Apa kalian mengerti?-, kami akan disekolahkan di sekolahyang sama hingga kuliah!
Aku sebenarnyamerupakan anak-berdarah-campuran. Maksudku, aku gadis dari dua orang tua yangberlainan kewarganergaraan. Appa warga negara Korea sedangkan mama warga negaraIndonesia. Jadi otomatis aku sering pulang pergi Korea-Indonesia. Tapi aku secarasah tinggal di Korea.
Kami menikah 2tahun yang lalu. Dan tak pernah terfikir untuk mempunyai anak. Kami saja seringribut. Apalagi sudah punya anak!
Mama seringmengomel padaku dengan bahasa Indonesia.
“Assa, Assa!Kamu ini! Usiamu sudah dewasa! Dan kau masih sering bertengkar dengan Baekhyun?Ya ampun! Berubah, Assa!”
“Lagipula diasangat menyebalkan! Dan dia selalu mencuri susu strawberryku!” timpalku.
Bahkan 7sahabatku sering menasihatiku.
“Kalian ini, ya.Sungguh pasangan abstrak -,-“ ucap Ae Soo.
“Aku setujudenganmu, Ae Soo-ya!” sambung Eun Hyun.
“Dia itu yangabstrak! Aku tidak!” omelku.
“Kalau aku bisasepertimu, aku akan bersyukur setiap hari!” timpal Sun Hwa.
“Ya sudah kausaja!”
“Aigo~ Jiyoung-a!Jangan marah begitu” tambah Ji Kyung
***
Aku sebenarnyamulai belajar untuk mencoba menganggap Baekhyun itu suamiku. Tapi kami itusangat berlainan!
~flashback~
Pagi itu, akubaru saja bangun. Aku mencari ponselku. Tapi ada yang aneh. Kenapa adalembut-lembut, dan.. berair. Saat kubuka mataku, seekor kodok asyik duduk tepatdi meja tidurku. Dan...
“KYAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!KODOKKKKKKKKKK! ARRRRGHHHHHH!!!!!!!!!!!!” jeritku. Sedangkan kulihat Baekhyuntertawa terbahak-bahak sambil memegang perutnya.
“Kau... takmelihat wajahmu tadi! Wajahmu itu sungguh lucu!” tawanya. Aku marah danmelemparkan semua yang ada didekatku kearahnya. Entah itu bantal, guling, atauapa.
“BYUN BAEKHYUUUUUUUUUUUUNNNNNNNNNNNNNNNN!!!!!!!!NEO JEONGMAAAAAAAAAAAAAAAAAAALLLLLLLLLLLLL!!! KYAAAAAAAAAA!!!!!!!!!”
~flashback off~
Selain itu, akujuga pernah berbuat usil padanya. Waktu itu aku pulang ke Indonesia sebentar.Karena mbah putri sakit. Kebetulan Baekhyun waktu itu tengah libur jadi kusuruhdia jaga rumah.
“Kau mau ajakteman-temanmu kemari terserah! Asal jangan kotori rumah ini!” titahku. Diahanya menjawab ‘hem’ dan ‘yeah’. Sambil mencari siaran teve
Akhirnya akutiba di Indonesia. Aku segera ke rumah mbah putri. Dan Sita, sepupukumenyambutku dengan cengiran lebar.
“Ciee yang sudahnikah! Mana suamimu?” tanyanya.
“Gak kuajak!”ucapku sewot. Bukannya menanyakan kabarku malah bertanya tentang Baekhyun!
“Tsh! Padahalkan aku mau ketemu langsung!” keluhnya. Aku segera masuk sambil berceloteh,
“Nanti saatketemu kau pasti aka mematung. Iya, kan?!”
Setelah kurasacukup, aku akan pulang ke Korea. Tapi, sebelum itu, aku meminta Sita menemanikumencari Jangkrik.
“Emang buat apasih, Sa?”
“Ah, kepo! Nantikukasih tahu pasti kalo rencana ini berhasil!” Ujarku.
Setelah sampai,kulaksanakan ‘ide jahilku’. Aku menggoreng jangkrik-jangkrik tadi. Dankuberikan pada Baekhyun.
“Ini, untukmu.”
“Apa, ini?”tanyanya curiga.
“Sudah! Cicipsaja!” seruku. Dia mencomot satu.
“eottae?”
“gurih. Emangini apa?”
“Jangkrik!”ucapku terkekeh. Ia berhenti mengunyah. Matanya melebar hampir mengalahkanKyungsoo (bayangin aja gimana ekspresinya :D). Lalu berlari kearah wastafel.
“BAEK JIYOUNGIIIIIIIII!!!!!!!!!!!!!!!!NEOOOOOOOOO! NEOMUUUUUUUUUUUUU!!!!!!! PWEH!!!!! PWEH!!!!!!!!!!!” teriaknyasambil memuntahkan makanan itu. Sedangkan aku memegangi perutku yang sakutkarena ulahnya.
“Kau... takmelihat wajahmu tadi! Wajahmu itu sungguh lucu!” ucapku mengulang kata-katanya.
Sedangkanwajahnya masam seperti  Lemon.
***
-Author’s Side-
Pagi itu Jiyoungdan Baekhyun masih tidur dengan guling menjadi pembatas mereka. Tiba-tiba...
“YA AMPUN DASARPASANGAN MALAS! CEPATLAH KALIAN BANGUN!!!! DASAR YAAAA! CEPAAAT!”  suara  itu memecah keheningan pagi itu
appa, mama?” gumam Jiyoung. SedangkanBaekhyun masih berusaha sadar dari tidurnya. Jiyoung mencubitnya agar cepatsadar.
“ARGH!!!!!”raungnya nyaris melompat. Jiyoung mendapati di depan pintu kamar mereka ada 4orang berdiri.
eomma, appa?”
“Baiklah. Karenakalian sudah bangun maka kalian harus segera mandi dan membereskan bajukalian,” Ujar eomma Baekhyun
“Membereskanbaju?!” ucap mereka serempak.
“Iya. Dan cepatmandi karena sore nanti, pesawat yang akan membawa kalian untuk bulan madu akansegera lepas landas!” sambung eomma Jiyoung.
“HAH?! BULANMADU?!” seru mereka serempak dan nyaris berteriak.
“Iya bulan madu.Kenapa?”
“Biar merekamandi dulu. Nanti kalau sudah biar menyusul. Kalau lambat juga mereka tak akankebagian!” maka atas dasar itu, Jiyoung dan Baekhyun berlari ke kamar mandi.
“ERGH! Akuduluan!”
“Aku! Eh, eh! Ladies First!
“Apaan Ladies First! Enggak! Aku dulu!” merekamasih beradu mulut siapa yang masuk duluan ke kamar mandi,
Biarkan sajamereka. Biar mereka seneng.
***
Setelah tiba diParis, mereka segera mencari lokasi tepat untuk menginap. Setelah di kamar, Jiyoungbuka suara
“Aku lapar...”ujarnya. Baekhyun menoleh.
“Iya. Aku juga.Keluar yuk!” timpalnya.
Akhirnya merekakeluar untuk mencari jajanan sekalian berjalan-jalan malam.
“Ternyata MenaraEiffel itu indah ya!” ucap Jiyoung sambil memakan baguettenya tanpa melihat jalan. Dan ia nyaris mendarat ke aspaljika Baekhyun tidak cekatan meraih pinggang Jiyoung.
“Kau... tidakapa-apa, kan?” tanyanya dibalik masker yang ia pakai. Dan mata mereka salingmelihat. Hal yang membuat Jiyoung sejujurnya merinding.
“Ya, aku tidakapa-apa”
***
Setelah pulangdari Paris, ternyata Baekhyun mendapat panggilan untuk recording lagu terbaru mereka untuk comeback.
“Hati-hatidijalan. Perhatikan kesehatanmu” pesan Jiyoung.
“Kau bukanibuku.” Celetuk Baekhyun malas.
“Tapi akuistrimu.” Tandas Jiyoung sengit. Baekhyun hanya manyun.
Namun, selama 2tahun itu, ada seseorang yang menyimpan kekesalan. Siapa lagi jika bukan KimTaeyeon, mantan pacarBaekhyun. Perlu diperjelas lagi, mantan pacar.
Taeyeon taksadar bahwa Sunny adalah saudara jauh Jiyoung. Gadis itu pernah berkomentardengan Sunny tentang Jiyoung.
“Ah, Jiyoung itutidak terlalu cantik menurutku.” Ujarnya
“Lalu apa ituberpengaruh denganku? Tentu tidak, kan?” balas Sunny.
“Aku kan mintapendapatmu!” . ucap Taeyeon
“Oh. Menurutkudia itu yeoja baik kok! Kau tak tahu saja dia!”. Jawab Sunny
***
Entah apa yangmerasuki kepala Taeyeon, ia ingin mencelakai Jiyoung.
Suatu hari dimusim gugur, Jiyoung berniat untuk pergi ke gedung SM.  Sekaligus memberitahu Lee Sooman. Karenaappanya akan berulang tahun ke 43 tahun. Dan paman jauhnya itu diundang. Secaratak sengaja, Taeyeon melihat Jiyoung yang berjalan kearah pintu masuk. Darilantai atas, ia menyiram Jiyoung dengan seember air dan segera berlari masuk.
Jiyoung yangmerasa disiram mendongak keatas. Tak ada siapa-siapa. Lalu siapa yang menyiram?
Angin musimgugur berhembus cukup kencang. Yeoja itu berjalan masuk ke Lobby SM.Kebetulan, Luhan baru saja turun dan melihat Jiyoung yang menggigil.
“Jiyoung-ah! Adaapa kemari? Lalu kenapa bajumu basah?” tanya Luhan memegang bau yeoja itu.Badannya menggigil
“A.. aku taktahu, ge. Ada seseorang menyiramkudari atas. Tapi aku tak tahu siapa.” Jawab Jiyoung masih menggigil. Luhansegera menelepon Baekhyun.
“Baekhyun-shi!”
“Ne,Hyung. Ada apa?”
“Turunlah dulu.Ke Lobby lantai 1. Disini ada Jiyoung.Dia basah kuyup”
“Hah?Hyom basah kuyup? Oke aku segera kesana”dan sambungan diputus. Tak lama, namja itu datang dan melihat keadaan Jiyoung.
“Neo, kenapa kaubasah kuyup? Kau mandi hujan?” tanya Baekhyun to the point.
“Mana mungkinaku mandi hujan, babo! Aku disiram dari atas!” balas Jiyoung
“Hah? Disiram?Mana mungkin ada yang mau menyirammu!” ucap namja itu dengan nada mengejek.
“K..kau takpercaya, eoh?!” ujar Jiyoung sengit sambil menggigil.
“Ya! Sudahlah!Baekhyun, sebaiknya kau antar istrimu ini pulang. Kasihan dia!” kata Luhanmenengahi.
Akhirnya, merekapulang. Tapi, selama di perjalanan, Jiyoung diam tanpa suara sedikitpun.Biasanya ia selalu berkicau. Yang membuat isi mobil itu riuh rendah
“Jiyoung, kaumendengarku?”
Tak ada jawaban
“Jiyoung! Janganmain-main!”
Masih tak adajawaban.
“BAEK JI....”saat Baekhyun menoleh, dilihatnya Jiyoung pingsan. Kepalanya bergoyangmengikuti arah gerakan.
“Ya! Jiyoung-a!Ireona! Ireona!” ia berusaha membangunkan yeoja itu. Tapi nihil. Yeoja itupingsan. Dengan inisiatif, ia memasang penyamaran dan keluar dari mobil lalumembopong Jiyoung.
Di dalam, ia mengompresiJiyoungyang ternyata demam. Tiba-tiba....
“Heuh~dingin....” gumam Jiyoung. Namja manis itu menoleh. Mata Jiyoung masihterpejam. Sedangkan tubuhnya mengigil. Padahal, dia sudah memakai selimut.Baekhyun linglung.
“Eoh? Dingin?”akhirnya ia mencari persediaan selimut lagi dan mendapatkannya di lemari. Lalumenyelimuti Jiyoung.
“Uh....” gumamyeoja itu.
“Wae? Masihdingin?” tanya Baekhyun duduk di tepi tempat tidur.
“A~ aniyo......”
“Lalu mau apa?Makan? Minum?”
“Bukan! Akutidak lapar.....”
“Lalu?”
“Aku... inginkau mengerti. Aku~ aku terus belajar untuk mencintaimu, dan meganggapmu sebagaisuamiku. Tapi, kau selalu saja membuatku jengkel dengan perbuatanmu. Jadilah,aku jengkel padamu....” ucap Jiyoung. Matanya agak terbuka dan menatap Baekhyun.
“Kau pastimengigau. Iya, kan? Ayo bangun!”
“Aku tidakmengigau! Dan aku serius, Byun Baekhyun!” tak ada jawaban dari Baekhyun.
“Lalu, apa kauakan membuatku jengkel lagi dengan pernyataanku padamu?” tanya Jiyoung. Iamencoba duduk. Walaupun pengelihatannya kabur. “aku sadar atas perbuatanku.Tentang jangkrik dan sebagainya. Dan mama terus memojokkanku tentang anak. Kitasudah menikah selama 2 tahun, dan tak punya anak. Apa kau mengerti?”
“Baik. Akumengerti sekarang maksudmu. Jadi kau ingin membahagiakan orangtuamu denganmemberi mereka cucu?”
“Iya. Apa kaumengerti?” lalu Baekhyun memeluk Jiyoung. Hal yang belum pernah ia lakukan padaJiyoung selama 2 tahun.
“Ne. Arraseo,chagiya. Aku mengerti. Aku akan mencari waktu yang pas untuk kita membuat cucu untukorangtua kita.”
“Gomawo. Kaumengerti untuk keseriusan ini...”
=FIN=