Selasa, 04 Februari 2014

Hikoukigumo (Jet Trail)...


Hikoukigumo (Jet Trailer)...

Main Cast:
-          Kobayashi Ai
Support Cast:
-          Byun Baekhyun
-          Park Chanyeol
-          Kim Jumnyeon
-          Kim Minseok
-          Kim Jongdae
Auhor: Wing’s Angel (@Soniyasandi)
Length: Ficlet
Genre: Sad 
 
Gadis muda itu terlihat murung. Wajah cantiknya seakan tak mau seorangpun yang tau bahwa ia tengah dirundung kesedihan.  
Namanya Kobayashi Ai. Gadis asli Jepang itu sedang sedih karena kekasihnya yang merupakan warga Korea asli, Byun Baekhyun, meninggal karena berlibur bersamanya. Ia ditusuk di bagian perut karena menyelamatkannya dari penjahat yang akan merampoknya di Pulau Jeju.
Ia kembali ke Jepang bukan karena tak mau tanggung jawab. Ia sudah meminta maaf pada keluarga Baekhyun. Hingga ia bersujud di kaki Nyonya Byun. Awalnya, ia sangat kesal. Tapi melihat kesungguhan hati Ai yang meminta maaf padanya. Akhirnya ia pun luluh juga. Melihat Ai terisak dikakinya hingga nyaris pingsan.
Ia tahu Ai. Anak koleganya dari Jepang. Awalnya, Ai adalah gadis pemalu yang cukup cemerlang dimata pelajaran fisika. Hingga setelah mendapat beasiswa ke Korea, ia mulai mengembangkan kepintarannya, hingga ia diangkat menjadi Asisten Dosen. Namun ia menolak. Dengan alasan yang simpel. Pemalu. Jika ia menerimanya,  ia adalah murid pertukaran pertama dari luar Korea yang menjadi Asisten Dosen.
Dan itulah yang membuat Baekhyun tertarik pada sosok pemalu Ai. Sangat berbeda dengan gadis yang ia kenal sebelumnya, yang glamour dan mendahulukan kecantikan dibandingkan pelajaran yang menurutnya lebih penting dari apapun.
Awalnya, Baekhyun mengenal Ai karena tetangganya, yang juga satu universitas, Universitas Inha, Youngjae, menyuruh Baekhyun menunggunya, karena ia akan mengambil soal ujian yang diberikan Dosen Kang karena hampir seluruh kelas tidak lulus kecuali Ai. Akhirnya, Ai disuruh mengkoordinator soal-soal yang telah digandakan.
“Gomawo, Ai-ya!” Ai tersenyum ramah saat Youngjae menerima soalnya. Yang kebetulan Baekhyun berada di samping Youngjae. Dan melihat gadis Jepang itu. Ia memang mendengar berita tentang gadis pertukaran dari Jepang yang sangat pintar dalam mata pelajaran fisika. Dan ia mengira, bahwa gadis itu cukup culun untuk masuk ke Universitas Inha.
Ia agak tak percaya saat Youngjae berkata bahwa gadis yang dilihatnya tadi adalah Si Einstenette, -Gadis yang menyamai kepintaran Eintein-
“Aku tidak bohong padamu, hyung! Kau itu tetanggaku sejak kita SD! Dan apakah aku berani berbohong padamu selama ini?” tanya Youngjae melihat eskpresi Baekhyun yang-agak-tidak-percaya-dengan-penglihatannya.
“Percaya, sih. Tapi, hei! Apakah kau benar-benar serius bahwa gadis itu bernama Ai Kobayashi itu?” tanya Baekhyun.
“Aku serius, hyung! Bahkan aku berani bertaruh. Aku boleh ambil seluruh koleksi sneakers terbaruku jika itu bukan Ai Kobayashi. Tapi, jika itu Ai Kobayashi, kau harus menraktirku sepuas-puasku dalam waktu satu bulan!” lengking Youngjae di koridor Inha yang mulai sepi.
“Oh, yeah terimakasih untuk tawaran menarikmu itu. Tapi aku harus berpikir ulang karena..”
“Taruhan kedua?”
“Bisa dibilang begitu. Ayo cepat pulang! Aku sudah sangat lapar!” keluh Baekhyun menyikut Youngjae. Sedangkan Youngjae cekikikan melihat sifat Baekhyun yang masih childish darinya.
...
“Aku akan mendekati Ai Kobayashi!”
Minseok tersedak oleh camilannya, Junmyeon mendongak, Chanyeol menghentikan aktivitas jahilnya bersama Jongdae, -yang akan mencuri sebungkus camilan Minseok.
“Sungguh? Apa kau mulai merasa tak enak badan, Baekhyun? Apa tadi kau sarapan. Dan apa yang terakhir kau makan?” tanya Junmyeon menyentuh dahi Baekhyun dengan punggung tangannya.
“Err, tidak. Aku bahkan sesehat anak usia sepuluh tahun! Kau tahu itu?” tanya Baekhyun menunjuk Junmyeon dengan pensil yang ia pegang. Jongdae dan Chanyeol behkan tertawa terbahak-bahak.
“Apa? Apa yang lucu?” tanya Baekhyun lagi. Tetapi khusus menjurus ke Chanyeol dan Jongdae
“Sikapmu!” jawab Jongdae ditengah tawanya.
“Apa yang lucu dari sikapku?”
“Tempo hari kau bilang kau benci dengan gadis dari seluruh penjuru dunia ini dan tak mau mengenal mereka seorangpun! Tapi sekarang dengan serius kau berseru kau akan mendekati Einstenette itu!” sambung Chanyeol.
“Lupakan yang itu! Jangan bahas itu lagi, oke?” celetuk Baekhyun menatap Chanyeol.
“Oh, oke...” jawab Chanyeol menahan tawanya.
“Baiklah. Ada yang bisa membantuku?”

...
Saat dibandara, tak sengaja Ai melihat seekor kucing hitam. Lalu kucing itu mendekat padanya dan menggesekkan kepalanya ke kaki Ai yang terbungkus kets merah cerah dengan manja. Ai mengangkat kucing itu lalu mengelus hidung kucing itu dengan jari lentiknya sambil menunggu kereta ke Saitama tiba. Entah apa yang merasuki otak Ai, ia melihat sosok Baekhyun didalam tubuh kucing itu. Kucing dengan bulu putih mencolok itu mengeong padanya.
Ia mendekap kucing itu. Ingin ia bawa pulang. Dan ia beri nama ‘Baekhyun’. Biarlah kakaknya memarahinya karena sembrono mengambil kucing dari stasiun.
Memorinya kembali memutar tepat saat pembunuhan Baekhyun yang terjadi di depan matanya. Saat itu, wajah tampan Baekhyun menjadi wajah yang pucat dan menahan kesakitan yang luar biasa. Satu kata terakhir yang diucapkan Baekhyun padanya
“Sayonara”
Ingin rasanya ia kembali lagi pada saat dulu, sebelum kejadian tragis itu terjadi. Agar kejadian itu tak terjadi pada Baekhyun-nya. Tapi ia sadar, ia tak bisa memutar waktu kembali. Ia tak pernah bisa meminta nyawa Baekhyun kembali pada Tuhan agar lelaki itu kembali mengisi kembali hari-hari kelabunya.
Ai tak mau kembali tersiksa dibayangi hal yang membuatnya perlahan mengalami tekanan psikis jika ia terlalu lama di Korea. Maka dari itulah, ia memilih melanjutkan pendidikan S1 nya di Jepang.
“Kenapa cepat sekali perginya...” tanya Chanyeol
“Aku tak mau jika aku terus disini, hal itu selalu berputar diotakku.”
“Aku mengerti, Ai-chan.” Sambung Junmyeon.
“Arigatou gozaimashita, Junmyeon-san” ujar Ai tersenyum kecut. Mereka memang teman-teman yang baik. Disaat semua mahasiswi dan beberapa mahasiswa mengucilkannya, dengan setia, mereka berempat mengantar Ai ke Incheon.
“Kabari kami jika sudah tiba di Jepang, ne?” ujar Minseok mengacak pelan rambut Ai. Seperti adiknya.
“Aih, nanti rambutku kusut lagi” celetuk Ai menyentuh rambutnya. Lalu diikuti oleh tawa kecil keempat temannya.
Dan Ai telah berjanji pada dirinya dan Baekhyun. Bahwa ia takkan melamun seperti orang bodoh lagi. Takkan menangis lagi. Ia yakin bahwa ia bisa kuat menjalani harinya tanpa Baekhyun disampingnya
-H-I-K-O-U-K-I-G-U-M-O-T-H-E-E-N-D-