Cast:
-
Lee Mi Young
-
Cho Kyu Hyun
-
Jung Eun Hee
Genre:
-
School Life
-
Romance
-
Fluff
-
Little bit Family
-
Sedikit Kekerasan
Author:
Baby Byun (@soniyasandi)
Cover By:
Baby Byun (@soniyasandi)
Song Recomendation:
FT. Island-Madly
2BiC-I Am In Love (Good Doctor
OST)
NP: Mian rada gaje. Happy Reading~
Karena sang Putri
Duyung tertakdir,
Tak dapat bersama sang Pangeran...
Tapi aku bukanlah sang Putri Duyung
Melainkan sang Putri, suatu saat nanti
Tak dapat bersama sang Pangeran...
Tapi aku bukanlah sang Putri Duyung
Melainkan sang Putri, suatu saat nanti
Namaku
Lee Mi Young, sekarang aku duduk dikelas akhir di SMA Yoon Sang. Hanya menunggu
waktu untuk memasuki jenjang kuliah. Sudah di depan mata. Hanya harus menunggu
ujian penerimaan saja.
Dan
sekarang, aku duduk didalam mobil sahabatku, bukan, maksudku pacarnya. Namanya Cho
Kyu Hyun, dia pemain sepak bola andalan sekolah. Dan didepanku adalah pacarnya,
Jung Eun Hee. Dan sekarang, mereka sedang saling berpengangan tangan. Jujur
saja aku marah.
Bagaimana
bisa, aku melihat mereka marah? Itu karena aku adalah kekasihnya. Tetapi, ia
memutuskan menyembunyikan hubungan kami dari Eun Hee. Dan Kyu Hyun berjanji
secepat mungkin memutuskan hubungannya dengan Eun Hee. Tapi ia harus mencari
kekurangan Eun Hee, agar ia punya alasan kenapa ia mengakhirinya.
Jengkel,
itulah yang dapat aku simpulkan sekarang. Mau marah, tak bisa. Eun Hee akan
curiga padaku. Aku hanya bisa diam sambil mengepalkan tanganku, meski senyum
masih terukir diwajah manisku.
“Oppa,
besok kita ke toko buku, ne! Pukul sembilan kutunggu!” ujar Eun Hee manja. Dari
ekor matanya, ia melirik kearahku. Tetap kupasang senyum-dua-jariku. Kurasa Eun
Hee mulai curiga. Kenapa Kyu Hyun dengan seenaknya menyuruh gadis lain masuk ke
mobilnya selain ia sendiri, pacarnya.
“Benarkah?
Wah, kurasa aku harus latihan sepak bola, dari jam tujuh sampai jam sepuluh!”
balas Kyu Hyun sekenanya. Yeah, kami memang besok akan berjalan-jalan keluar
Seoul bersama keluarga Kyu Hyun. Bisa kudengar dari suaranya, ia terlihat malas
meladeni pacarnya.
“Oppa!
Ne! Mau, ya! Jebal jebal jeballll!” Eun Hee menggoyang-goyangkan lengan Kyu
Hyun. Aku memilih membuang muka, melihat jalanan Seoul yang basah karena hujan.
Ah! Aku tak bisa terus begini!
Pernah sekali aku memberinya
pilihan, antara aku dan Eun Hee. Tapi ia hanya menyuruhku menunggu sedikit lagi.
Dan aku malas harus menunggu lagi. Sungguh sangat malas
Malam
ini cukup dingin, karena pergantian musim dingin ke musim semi. Itu berarti
kami akan segera lulus dan aku segera bisa pergi dari Korea. Aku bersandar di
jendela kamar sambil memandangi bintang-bintang. Dibawah, kulihat ayah sudah
pulang bekerja. Yah dia adalah orang tuaku satu-satunya sekarang. Ibuku sudah
meninggal 18 tahun lalu, karena kecelakaan sepulang bekerja. Aku segera turun dan
menghampiri ayah dan memeluknya.
“Ayah...”
“Ah,
Mi Young. Ada apa sayang?” tanyanya.
“Tidak
apa. Aku hanya rindu pada ayah. Ayah selalu pulang larut, sih!” ujarku.
“Mi
Young sayang, maaf ya jika ayah selalu pulang malam” jawab ayah.
“Yah,
bisakah kau datang ke upacara kelulusanku, nanti?” tanyaku.
“Akakn
ayah usahakan bisa. Kapan itu berlangsung?”
“Dua minggu lagi”
-Author’s
Side-
Seperti
biasa, di SMA Yoon Sang pada pukul enam kurang limabelas, masih cukup sunyi. Baru
ia dan Pak Woo, si penjaga sekolah yang datang. Ia merasa dengan datang pagi ke
sekolah, cukup membuat otaknya segar.
Mi
Young meletakkan tubuhnya diatas bangkunya, dua dari depan. Karena kelas masih
sepi, ia memutuskan mendengarkan lagu sejenak.
Michidorok neoman bogosipda. Jugdorok neoman
bogosipda.
Milchyeonaelyeo aeleulsseodo only you~
Naneun neoman jugdorok bogosipda. Jugdorok neoman
bogosipda.
Ij-eotdago mal-eulhaedo only you~
Jakku niga bogoman sipda... Niga
bogoman sipda...
Dadanya terasa penuh. Sesak. Sangat sesak. Air matanya
mengalir seketika. Yah, lagu ini sungguh cocok menggambarkan sosok dirinya
sekarang. Ia merindukan Kyu Hyun sekarang, tapi ia membenci hubungan yang
tengah ia jalani. Ia sadar, kekasihnya bukan sepenuhnya ‘miliknya’. Ia
mencintai lelaki itu. Tapi ia sungguh tak sanggup jika harus mencintai dengan
cara ini. Ia tak kuat, menanggung kerinduannya. Ia sangat ingin memiliki tempat
bersandar. Sang ayah? Tidak, fikirannya terlalu banyak. Eun Hee? Lupakan saja.
“Kenapa kau menangis? Apa yang tangisi?” sebuah ibu jari
menyapu permukaan pipi plumnya yang lembab karena air mata. Gadis itu
mengangkat kepalanya. Dilihatnya kini lelaki itu, Cho Kyu Hyun, tengah berdiri
di sebelah bangkunya, sedikit membungkuk, dan tersenyum seperti malaikat.
Wajahnya mendekat dan mencium bibir mungil milik Mi Young.
“Kenapa
kau menangis, kau belum menjawabnya, kan?” tanya Kyu Hyun, melepan ciuman
mereka dan menatap iris cokelat Mi Young. “Cepatlah jawab.”
“Aku,
aku... Aku merasa, kita manjalani hubungan yang tak pantas, Kyu...”
“Apa
maksudmu? Kita hanya menjalin hubungan seperti anak manusia lain. Saling
mencintai, bukan?”
“Bukan
begitu maksudku. Hubungan ini sama saja menusuk Eun Hee dari belakang. Dan aku
berteman dengannya sejak, sejak kelas tiga SMP...”
“Lalu,
kau ingin mengakhiri ini?”
“Sepertinya,
begitu, Kyu. Itu lebih baik menurutku.mengakhiri semua, dan...”
“Dan
membiarkan dia bahagia? Young, kumohon jangan egois. Aku lebih mencintaimu,
daripada dia. Dan aku hanya ingin kau...”
“Lebih
baik aku yang tersiksa, Kyu. Aku bisa menyembunyikan rasa sakitku, karena tak
dapat memilikimu. Jangan sampai Eun...”
“Young,
aku tak mau mendengar keluhan konyolmu itu. Cukup, jangan katakan itu lagi.
Mengerti?” Kyu Hyun segera meletakkan tasnya dan menarik Mi Young keluar kelas
Mereka
berjalan menuju parkiran, tempat Eun Hee baru saja tiba dengan motornya. Gadis
itu menoleh. Dan dilihatnya kini ada Kyu Hyun dan Mi Young yang berdiri di
depannya.
“Aaah
kalian. Ada apa? Kenapa sepertinya...” Eun Hee memandang Kyu Hyun dan Mi Young
bergantian
“Ayo
kita akhiri hubungan kita!” ujar Kyu Hyun tandas. Refleks, Eun Hee dan Mi Young
mendongak
“Oppa,
apa maksudmu? Apa....”
“Aku sedang tidak main-main! Aku
sudah tak mencintaimu lagi, Jung Eun Hee! Aku sekarang, mencintai Lee Mi Young!”
Eun Hee menatap kedua insan di depannya dengan tatapan tak percaya. Dugaannya
benar. Mi Young menusuknya dari belakang. Antara marah, sedih dan kecewa
tercampur menjadi satu.
Eun
Hee menyeret Mi Young ke dalam kamar mandi perempuan, di bilik ke dua. Dengan
sekuat tenaga, ia menyirami tubuh Mi Young dengan air sebanyak-banyaknya. Untuk
melampiaskan kekesalannya pada gadis itu
“Aaah...
Eun-nie... hentikan, ini dingin...”
“Ini
karena kau telah merusak hubunganku, Mi Young! Dasar tak tahu malu!” teriak Eun
Hee. Ia pun menendang tubuh Mi Young yang telah tersungkur di lantai bilik.
“A-aku
telah memintanya untuk....”
“Lupakan
saja! Aku tak peduli! Enyahlah dari hadapanku!” maki Eun Hee lagi. Mi Young
semakin terasa tersiksa. Saat ia hendak memukul Mi Young dengan sapu, tangannya
terhenti karena ada yang memegangi tangannya, kuat, kuat sekali.
“Kau
yang seharusnya enyah, Jung Eun Hee! Dia telah meminta maaf padamu beribu kali.
Tak sadarkah kau?” tanya Kyu Hyun, yang kebetulan mendengar rintihan Mi Young
dan makian Eun Hee
“A-apa,
O-oppa, k-kau...” Eun Hee mematung menatap Kyu Hyun yang tengan menggendong Mi
Young yang sudah memucat di sudut bilik.
“Lupakan saja! Kukira kau gadis
yang tabah, ternyata, sama seperti gadis lain!” jelas Kyu Hyun, meninggalkan Eun
Hee yang memaku
3
Years Later...
Setelah
menyelesaikan kuliah singkatnya di Stanford University, Mi Young pulang ke
Korea. Dan kini dilihatnya sang Ayah yang telah sukses menjadi Direktur sebuah
Perusahaan, berkat kerja kerasnya.
“Ayah,
apa kau merindukanku?” tanya Mi Young, memakan Karenya
“Tentu,
sayang. Oh ya. Nanti malam pakai gaun terbaikmu. Ayah ingin merayakan
kepulanganmu dengan selamat. Mengerti?”
“Ah,
kenapa mau dirayakan. Ini sudah cukup buatku, ayah!”
“Ini
acara sekaligus untuk.... Ah, lihatlah saja nanti.”
“Ayah!
Acara apa, sih?”
“Lihat
saja nanti...”
Malam
telah menyapa. Musim Gugur tahun ini cukup dingin bagi Mi Young. Ia telah
memakai gaun terbaiknya. Dan kini ia tengah mematung di atas tangga, karena
diantara manusia yang memenuhi ruang tamunya, ia melihat sosok masa lalunya, Cho
Kyu Hyun, tengah berdiri diantara eksekutif lain sambil mengobrol dengan cukup
intens. Hingga seorang eksekutif lain menyenggol tangan lelaki itu, hingga ia
tersadar, gadisnya tengah berdiri di tangga, menatapnya tak percaya.
“Bisakah
anda menunggu sebentar?”
“Tentu
saja. Silakan jemput permaisuri anda, Direktur Muda Cho” ujar salah satu lawan
bicaranya. Kyu Hyun tersenyum kecil pada Direktur Jo, yang merupakan teman
ayahnya.
Ia
segera melangkah menuju Mi Young yang masih berdiri di tangga, hingga semua
undangan melihatnya. Kyu Hyun mengajak Mi Young turun.
“Ke...
Kenapa....”
“Kau
akan taku nanti. Ayo turun”
Tak
lama, seluruh lampu meredup. Tinggallah cahaya lilin yang berada di atas meja,
yang menjadi penerang.
“Dengan
adanya kedua pasangan, maka pertunangan ini siap untuk dilaksanakan.” Tunggu,
apa? Pertunangan? Ia menatap Kyu Hyun, yang tengah tersenyum-senyum sendiri.
“Baiklah,
silakan kedua pasangan maju ke depan...” ujar pembawa acara. Tanpa
memperdulikan tatapan bingung Mi Young, Kyu Hyun menarik tangan gadis itu agar
ikut ke depan.
“Jelaskan
padaku apa yang terjadi!” bisik Mi Young, tapi diacuhkan oleh Kyu Hyun. Hingga
di depan seluruh tamu undangan, lelaki itu mengeluarkan sebuah kotak kecil
berlapis kain beludru merah.
“Maafkan
aku, Mi Young, karena saat SMA aku tak bisa menjagamu dengan baik. Maka dari
itu, aku ingin menjagamu lebih dari itu.”
“Hei
hentikan lelucon ini! Aku tak mengerti maksudmu!”
“Lee
Mi Young, maukah kau menikah denganku?” gadis itu menatap Kyu Hyun. Ia sangat
terkejut saat ini. Sungguh diluar dugaanya. Lelaki itu membuka kotak itu.
Terdapat sebuah cincin berhias permata disana. Sungguh, sekali lagi ia sangat
terkejut dengan semua ini. Ia kini merasa sangat bahagia. Sungguh, lebih dari
yang pernah ia rasakan selama ini. Iar matanya meleleh,. Mi Young menutup mulutnya.
“Ya...
Aku mau...”
=Fin=