Jumat, 11 April 2014

(Not) A Little Mermaid Story


Cast:
-          Lee Mi Young
-          Cho Kyu Hyun
-          Jung Eun Hee
Genre:
-          School Life
-          Romance
-          Fluff
-          Little bit Family
-          Sedikit Kekerasan
Author:
Baby Byun (@soniyasandi)
Cover By:
Baby Byun (@soniyasandi)
Song Recomendation:
FT. Island-Madly
2BiC-I Am In Love (Good Doctor OST)

NP: Mian rada gaje. Happy Reading~

Karena sang Putri Duyung tertakdir,
Tak dapat bersama sang Pangeran...
Tapi aku bukanlah sang Putri Duyung
Melainkan sang Putri, suatu saat nanti
Namaku Lee Mi Young, sekarang aku duduk dikelas akhir di SMA Yoon Sang. Hanya menunggu waktu untuk memasuki jenjang kuliah. Sudah di depan mata. Hanya harus menunggu ujian penerimaan saja.
Dan sekarang, aku duduk didalam mobil sahabatku, bukan, maksudku pacarnya. Namanya Cho Kyu Hyun, dia pemain sepak bola andalan sekolah. Dan didepanku adalah pacarnya, Jung Eun Hee. Dan sekarang, mereka sedang saling berpengangan tangan. Jujur saja aku marah.
Bagaimana bisa, aku melihat mereka marah? Itu karena aku adalah kekasihnya. Tetapi, ia memutuskan menyembunyikan hubungan kami dari Eun Hee. Dan Kyu Hyun berjanji secepat mungkin memutuskan hubungannya dengan Eun Hee. Tapi ia harus mencari kekurangan Eun Hee, agar ia punya alasan kenapa ia mengakhirinya.
Jengkel, itulah yang dapat aku simpulkan sekarang. Mau marah, tak bisa. Eun Hee akan curiga padaku. Aku hanya bisa diam sambil mengepalkan tanganku, meski senyum masih terukir diwajah manisku.
“Oppa, besok kita ke toko buku, ne! Pukul sembilan kutunggu!” ujar Eun Hee manja. Dari ekor matanya, ia melirik kearahku. Tetap kupasang senyum-dua-jariku. Kurasa Eun Hee mulai curiga. Kenapa Kyu Hyun dengan seenaknya menyuruh gadis lain masuk ke mobilnya selain ia sendiri, pacarnya.
“Benarkah? Wah, kurasa aku harus latihan sepak bola, dari jam tujuh sampai jam sepuluh!” balas Kyu Hyun sekenanya. Yeah, kami memang besok akan berjalan-jalan keluar Seoul bersama keluarga Kyu Hyun. Bisa kudengar dari suaranya, ia terlihat malas meladeni pacarnya.
“Oppa! Ne! Mau, ya! Jebal jebal jeballll!” Eun Hee menggoyang-goyangkan lengan Kyu Hyun. Aku memilih membuang muka, melihat jalanan Seoul yang basah karena hujan. Ah! Aku tak bisa terus begini!
Pernah sekali aku memberinya pilihan, antara aku dan Eun Hee. Tapi ia hanya menyuruhku menunggu sedikit lagi. Dan aku malas harus menunggu lagi. Sungguh sangat malas
Malam ini cukup dingin, karena pergantian musim dingin ke musim semi. Itu berarti kami akan segera lulus dan aku segera bisa pergi dari Korea. Aku bersandar di jendela kamar sambil memandangi bintang-bintang. Dibawah, kulihat ayah sudah pulang bekerja. Yah dia adalah orang tuaku satu-satunya sekarang. Ibuku sudah meninggal 18 tahun lalu, karena kecelakaan sepulang bekerja. Aku segera turun dan menghampiri ayah dan memeluknya.
“Ayah...”
“Ah, Mi Young. Ada apa sayang?”  tanyanya.
“Tidak apa. Aku hanya rindu pada ayah. Ayah selalu pulang larut, sih!” ujarku.
“Mi Young sayang, maaf ya jika ayah selalu pulang malam” jawab ayah.
“Yah, bisakah kau datang ke upacara kelulusanku, nanti?” tanyaku.
“Akakn ayah usahakan bisa. Kapan itu berlangsung?”
“Dua minggu lagi”
-Author’s Side-
Seperti biasa, di SMA Yoon Sang pada pukul enam kurang limabelas, masih cukup sunyi. Baru ia dan Pak Woo, si penjaga sekolah yang datang. Ia merasa dengan datang pagi ke sekolah, cukup membuat otaknya segar.
Mi Young meletakkan tubuhnya diatas bangkunya, dua dari depan. Karena kelas masih sepi, ia memutuskan mendengarkan lagu sejenak.
Michidorok neoman bogosipda. Jugdorok neoman bogosipda. 
Milchyeonaelyeo aeleulsseodo only you~ 
Naneun neoman jugdorok bogosipda. Jugdorok neoman bogosipda. 
Ij-eotdago mal-eulhaedo only you~ 
Jakku niga bogoman sipda... Niga bogoman sipda...
Dadanya terasa penuh. Sesak. Sangat sesak. Air matanya mengalir seketika. Yah, lagu ini sungguh cocok menggambarkan sosok dirinya sekarang. Ia merindukan Kyu Hyun sekarang, tapi ia membenci hubungan yang tengah ia jalani. Ia sadar, kekasihnya bukan sepenuhnya ‘miliknya’. Ia mencintai lelaki itu. Tapi ia sungguh tak sanggup jika harus mencintai dengan cara ini. Ia tak kuat, menanggung kerinduannya. Ia sangat ingin memiliki tempat bersandar. Sang ayah? Tidak, fikirannya terlalu banyak. Eun Hee? Lupakan saja.
“Kenapa kau menangis? Apa yang tangisi?” sebuah ibu jari menyapu permukaan pipi plumnya yang lembab karena air mata. Gadis itu mengangkat kepalanya. Dilihatnya kini lelaki itu, Cho Kyu Hyun, tengah berdiri di sebelah bangkunya, sedikit membungkuk, dan tersenyum seperti malaikat. Wajahnya mendekat dan mencium bibir mungil milik Mi Young.
“Kenapa kau menangis, kau belum menjawabnya, kan?” tanya Kyu Hyun, melepan ciuman mereka dan menatap iris cokelat Mi Young. “Cepatlah jawab.”
“Aku, aku... Aku merasa, kita manjalani hubungan yang tak pantas, Kyu...”
“Apa maksudmu? Kita hanya menjalin hubungan seperti anak manusia lain. Saling mencintai, bukan?”
“Bukan begitu maksudku. Hubungan ini sama saja menusuk Eun Hee dari belakang. Dan aku berteman dengannya sejak, sejak kelas tiga SMP...”
“Lalu, kau ingin mengakhiri ini?”
“Sepertinya, begitu, Kyu. Itu lebih baik menurutku.mengakhiri semua, dan...”
“Dan membiarkan dia bahagia? Young, kumohon jangan egois. Aku lebih mencintaimu, daripada dia. Dan aku hanya ingin kau...”
“Lebih baik aku yang tersiksa, Kyu. Aku bisa menyembunyikan rasa sakitku, karena tak dapat memilikimu. Jangan sampai Eun...”
“Young, aku tak mau mendengar keluhan konyolmu itu. Cukup, jangan katakan itu lagi. Mengerti?” Kyu Hyun segera meletakkan tasnya dan menarik Mi Young keluar kelas
Mereka berjalan menuju parkiran, tempat Eun Hee baru saja tiba dengan motornya. Gadis itu menoleh. Dan dilihatnya kini ada Kyu Hyun dan Mi Young yang berdiri di depannya.
“Aaah kalian. Ada apa? Kenapa sepertinya...” Eun Hee memandang Kyu Hyun dan Mi Young bergantian
“Ayo kita akhiri hubungan kita!” ujar Kyu Hyun tandas. Refleks, Eun Hee dan Mi Young mendongak
“Oppa, apa maksudmu? Apa....”
“Aku sedang tidak main-main! Aku sudah tak mencintaimu lagi, Jung Eun Hee! Aku sekarang, mencintai Lee Mi Young!” Eun Hee menatap kedua insan di depannya dengan tatapan tak percaya. Dugaannya benar. Mi Young menusuknya dari belakang. Antara marah, sedih dan kecewa tercampur menjadi satu.
Eun Hee menyeret Mi Young ke dalam kamar mandi perempuan, di bilik ke dua. Dengan sekuat tenaga, ia menyirami tubuh Mi Young dengan air sebanyak-banyaknya. Untuk melampiaskan kekesalannya pada gadis itu
“Aaah... Eun-nie... hentikan, ini dingin...”
“Ini karena kau telah merusak hubunganku, Mi Young! Dasar tak tahu malu!” teriak Eun Hee. Ia pun menendang tubuh Mi Young yang telah tersungkur di lantai bilik.
“A-aku telah memintanya untuk....”
“Lupakan saja! Aku tak peduli! Enyahlah dari hadapanku!” maki Eun Hee lagi. Mi Young semakin terasa tersiksa. Saat ia hendak memukul Mi Young dengan sapu, tangannya terhenti karena ada yang memegangi tangannya, kuat, kuat sekali.
“Kau yang seharusnya enyah, Jung Eun Hee! Dia telah meminta maaf padamu beribu kali. Tak sadarkah kau?” tanya Kyu Hyun, yang kebetulan mendengar rintihan Mi Young dan makian Eun Hee
“A-apa, O-oppa, k-kau...” Eun Hee mematung menatap Kyu Hyun yang tengan menggendong Mi Young yang sudah memucat di sudut bilik.
“Lupakan saja! Kukira kau gadis yang tabah, ternyata, sama seperti gadis lain!” jelas Kyu Hyun, meninggalkan Eun Hee yang memaku
3 Years Later...
Setelah menyelesaikan kuliah singkatnya di Stanford University, Mi Young pulang ke Korea. Dan kini dilihatnya sang Ayah yang telah sukses menjadi Direktur sebuah Perusahaan, berkat kerja kerasnya.
“Ayah, apa kau merindukanku?” tanya Mi Young, memakan Karenya
“Tentu, sayang. Oh ya. Nanti malam pakai gaun terbaikmu. Ayah ingin merayakan kepulanganmu dengan selamat. Mengerti?”
“Ah, kenapa mau dirayakan. Ini sudah cukup buatku, ayah!”
“Ini acara sekaligus untuk.... Ah, lihatlah saja nanti.”
“Ayah! Acara apa, sih?”
“Lihat saja nanti...”
Malam telah menyapa. Musim Gugur tahun ini cukup dingin bagi Mi Young. Ia telah memakai gaun terbaiknya. Dan kini ia tengah mematung di atas tangga, karena diantara manusia yang memenuhi ruang tamunya, ia melihat sosok masa lalunya, Cho Kyu Hyun, tengah berdiri diantara eksekutif lain sambil mengobrol dengan cukup intens. Hingga seorang eksekutif lain menyenggol tangan lelaki itu, hingga ia tersadar, gadisnya tengah berdiri di tangga, menatapnya tak percaya.
“Bisakah anda menunggu sebentar?”
“Tentu saja. Silakan jemput permaisuri anda, Direktur Muda Cho” ujar salah satu lawan bicaranya. Kyu Hyun tersenyum kecil pada Direktur Jo, yang merupakan teman ayahnya.
Ia segera melangkah menuju Mi Young yang masih berdiri di tangga, hingga semua undangan melihatnya. Kyu Hyun mengajak Mi Young turun.
“Ke... Kenapa....”
“Kau akan taku nanti. Ayo turun”
Tak lama, seluruh lampu meredup. Tinggallah cahaya lilin yang berada di atas meja, yang menjadi penerang.
“Dengan adanya kedua pasangan, maka pertunangan ini siap untuk dilaksanakan.” Tunggu, apa? Pertunangan? Ia menatap Kyu Hyun, yang tengah tersenyum-senyum sendiri.
“Baiklah, silakan kedua pasangan maju ke depan...” ujar pembawa acara. Tanpa memperdulikan tatapan bingung Mi Young, Kyu Hyun menarik tangan gadis itu agar ikut ke depan.
“Jelaskan padaku apa yang terjadi!” bisik Mi Young, tapi diacuhkan oleh Kyu Hyun. Hingga di depan seluruh tamu undangan, lelaki itu mengeluarkan sebuah kotak kecil berlapis kain beludru merah.
“Maafkan aku, Mi Young, karena saat SMA aku tak bisa menjagamu dengan baik. Maka dari itu, aku ingin menjagamu lebih dari itu.”
“Hei hentikan lelucon ini! Aku tak mengerti maksudmu!”
“Lee Mi Young, maukah kau menikah denganku?” gadis itu menatap Kyu Hyun. Ia sangat terkejut saat ini. Sungguh diluar dugaanya. Lelaki itu membuka kotak itu. Terdapat sebuah cincin berhias permata disana. Sungguh, sekali lagi ia sangat terkejut dengan semua ini. Ia kini merasa sangat bahagia. Sungguh, lebih dari yang pernah ia rasakan selama ini. Iar matanya meleleh,. Mi Young menutup mulutnya.
“Ya... Aku mau...”
=Fin=







Tidak ada komentar:

Posting Komentar